Dinkes DKI: Penggunaan Masker Diperbolehkan Demi Kesehatan
Sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut oleh pemerintah di akhir 2022 lalu, masyarakat sudah tidak diwajibkan lagi menggunakan masker. Namun demikian, penggunaan masker tetap diperbolehkan demi kesehatan.
Paradigma sehat untuk cegah sakit adalah yang terbaik
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Menurutnya, kesadaran akan kesehatan harus muncul dari dalam diri masing-masing.
“Paradigma sehat untuk cegah sakit adalah yang terbaik,” ujar Ngabila, Jumat (24/2).
Dinkes Buka Ratusan Lokasi Layanan Vaksin Booster KeduaNgabila menyampaikan, masyarakat sudah tiga tahun menjalani pandemi COVID-19. Oleh karena itu, masyarakat sudah sepatutnya menjadi mandiri, logis dan dapat bertanggung jawab akan kesehatan dirinya sendiri dan keluarga.
“Apabila tidak ingin sakit gunakan masker dan jauhi orang sakit. Orang yang sedang sakit juga juga jangan egois, pakai masker supaya tidak menularkan ke orang lain,” kata Ngabila.
Ngabila meminta warga untuk melengkapi vaksinasi COVID-19. Diketahui, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah memulai vaksinasi COVID-19 booster kedua (dosis keempat) sejak 29 Juli 2022 agar cakupan imunitas penduduk Jakarta dan capaian vaksinasi semakin tinggi.
“Vaksin booster dapat melipatgandakan jumlah antibodi dalam tubuh kita untuk membunuh virus yang masuk ke dalam tubuh,” ucap Ngabila.
Ditambahkan Ngabila, COVID-19 juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Menurutnya, masyarakat yang taat pakai masker perlu diapresiasi karena penyakit menular itu tidak hanya COVID-19, tapi bisa influenza, campak, TBC dan lain-lain yang masih mengancam.
“Misalnya di kendaraan umum juga masih diwajibkan pakai, kita juga harus pakai. Kalau di transportasi publik saya sepakat untuk tetap pakai masker. Tapi kalau di mal, kantor, tempat umum
lain perlu dicek kembali regulasi tertulis terkait ini yang masih berlaku agar seragam,” tandas Ngabila.